Tepatnya pada 14 Mei 1948 silam, kaum Yahudi memproklamirkan berdirinya negara Israel.
Dengan kemerdekaan ini, cita-cita orang-orang Yahudi yang tersebar diberbagai belahan dunia untuk mendirikan negara sendiri, tercapai. Mereka berhasil melaksanakan "amanat" yang disampaikan Theodore Herzl dalam tulisanya Der Judenstaat (Negara Yahudi) sejak 1896. Tidaklah mengherankan jika ditengah-tengah negara-negara Timur Tengah yang mayoritas menganut agama Islam, ada sekelompok manusia yang berkebudayaan dan bergaya hidup Barat. Mereka adalah imigran Yahudi yang didatangkan dari berbagai negara didunia karena mengalami pembantaian oleh penguasa setempat.
Sejak awal Israel sudah tidak diterima kehadiranya di Palestina, bahkan di daerah manapun mereka berada. Karena merasa memiliki keterikatan historis dengan palestina, akhirnya mereka berbondong-bondong datang ke Palestina. Imigrasi besar-besaran kaum Yahudi ini terjadi sejak akhir tahun 1700-an. Akibat pembantaian diderita, maka mereka merasa harus mencari tempat yang aman untuk ditempati. Oleh Inggris mereka ditawarkan untuk untuk memilih kawasan Argentina, Uganda, atau Palestina untuk ditempati, tapi Herzl lebih memilih Palestina.
Herzl adalah The Founding Father of Zionism. Dia menggunakan zionisme sebagai kendaraan politiknya dalam merebut Palestina. Kemampuanya dalam melobi para penguasa dunia tidak diragukan lagi. Sederetan orang-orang terkenal di dunia seperti Paus Roma, Kaiser Wilhelm Jerman, Ratu Victoria Inggris, dan Sultan Turki di Istambul telah ditaklukkanya. Zionisme adalah otak dalam perebutan wilayah Palestina dan serangkaian pembantaian yang dilakukan Yahudi.
Related Posts:
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment